Rabu, 14 Oktober 2009

Istilah – istilah di dalam Ilmu Hadits

Istilah – istilah di dalam Ilmu Hadits

Segala puji bagi Alloh, karera sesuatu yang dipuji itu pada hakekatnya
bersumber dari Alloh Sang Maha Pencipta. Sholawat dan Salam semoga dicurahkan
pada utusan Alloh yang Ma’shum, Nabi besar Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, pada keluarga
beliau, sahabat beliau, serta para pengikut setia beliau hingga hari akhir Zaman.
Perlu pembaca ketahui ada beberapa istilah ilmu hadits yang kami kutip dari
kitab Bulugh Al Maram karya Ibnu Hajar Al Asqalani. Beberapa istilah hadits yang
perlu diketahui itu adalah :

1. Hadits, Atsar, dan Matan
Hadits ialah perkataan atau ucapan Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam.
Jika disebut Hadits Bukhori, maka maksudnya adala hadits Nabi yang
diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitabnya.
Atsar adalah perkataan para sahabat Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam.
Terkadang disebut Riwayat.
Matan adalah isi hadits Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam.

2. Gambaran Sanad
Seorang sahabat atau lebih yang mendengar sabda Rosululloh Shallallahu’alaihi wa sallam, lalu ia
menyampaikan sabda beliau kepada Tabi’in, lalu Tabi’in kepada Tabi’t-Tabi’in,
lalu Tabi’it-Tabi’in kepada orang-orang setelah mereka. Begitu seterusnya,
hingga hadits- hadits ini dicatat oleh imam-imam ahli hadits, seperti Imam
Malik, Imam Ahmad, Imam Bukhori, dan Imam Muslim.
Imam Bukhori misalnya, mengatakan bahwa hadits ini diucapkan kepada saya
oleh seseorang bernama A, dan A berkata, diucapkan kepada saya oleh B, dan
B berkata; diucapkan kepada saya dari C, dan C berkata, diucapkan kepada
saya dari D, dan D berkata; diucapkan kepada saya dari E, dan E berkata;
diucapkan kepada saya dari F, dan F berkata; diucapkan kepada saya dari Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam.
Menurut contoh tersebut, orang yang menjadi perantara antara Nabi dan
Bukhori ada 6 orang perawi.

3. Perawi, Sanad, dan Pentakhrij
Tiap-tiap orang dari A sampai F yang disebutkan tadi adalah Perawi. Jumlah
perawi pada suatu hadits dinamakan Sanad atau Isnad.
Sedangkan yang dimaksud pentakhrij hadits adalah orang alim yang mencatat
hadits Rosululloh Shallallahu’alaihi wa sallam atau Imam ahli hadits, seperti Imam Malik, Bukhori,
Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi.

4. Hadits Marfu’
Yaitu suatu hadits yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, oleh seorang perawi
kepada perawi-perawi lainnya hingga kepada Ulama yang meriwayatkan hadits
itu (seperti Bukhori, Muslim, dan Abu Daud) atau hadits yang dinisbatkan
kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam.
Jika ada perkataan ahli hadits bahwa hadits ini di-marfu’ –kan oleh seorang
sahabat seperti Abu Hurairoh, misalnya, berarti Abu Hurairoh menyatakan
bahwa hadits itu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam.

5. Hadits Mauquf
Yaitu fatwa sahabat atau pendapat sahabat yang diriwayatkan oleh pada ahli
hadits kepada kita. Dengan kata lain, terhenti sampai pada sahabat, tidak
sampai kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam.

6. Hadits Mursal
Yaitu bila seorang Tabi’in (generasi setelah sahabat) yang tentunya tidak
bertemu dengan Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam berkata, “Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,” dengan tidak ada
perantara perawi dari kalangan sahabat.

7. Hadits Mudallas
Yaitu hadits yang diriwayatkan dengan tidak tegas, dari seseorang ke orang
lain.

8. Hadits Maqthu’
Yaitu hadits yang sanadnya hanya sampai kepada Tabi’in saja.

9. Hadits Munqathi’
Yaitu jika gugur nama seorang perawi lantaran memiliki sifat yang tidak baik
sebagai seorang perawi hadits, seperti pendusta atau orang yang buruk
hafalanya.

10. Hadits Mudhthorib
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dengan satu rangkaian,
tetapi perawi itu juga meriwayatkan hadits dengan rangkaian sanad lain yang
berbeda makna dan tidak bisa diputuskan rangkaian hadits yang benar.

11. Hadits Maudhu’ dan Matruk
Hadits yang dalam sanadnya ada seorang pendusta dinamakan hadits
maudhu’. Hadits tersebut dibuat-buat oleh manusia (hadits palsu) lalu mereka
katakan bahwa hadits itu adalah sabda Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam.
Sedangkan hadits yang dalam sanadnya terdapat seorang tertunduh sebagai
pendusta maka hadits itu dinamakan hadits Matruk.
Orang yang dituduh sebagai pendusta kadang disebut juga Matruk, yaitu yang
ditinggalkan, yang tidak diambil, atau yang dibuang haditsnya.

12. Hadits Mungkar
Yaitu hadits yang di antara sanadnya ada seorang yang banyak salahnya.

13. Hadits Dho’if
Yaitu perkataan yang dikatakan dari Rasululloh Shallallahu’alaihi wa sallam, tetapi tidak memenuhi
sifa-sifat dan syarat-syarat hadits Shahih dan hadits Hasan.
Jika seseorang berkata, “Ini adalah hadits Dho’if, “maka bukan berarti ia
melemahkan hadits itu atau menolak sabda Rosul, akan tetapi meksudnya ia
tidak yakin bahwa perkataan itu adalah sabda Rosul.

14. Hadits Shahih dan Hadist Hasan
Hadist shohih adalah suatu hadits yang perawi-perawinya seperti dikehendaki
pada keterangan nomor 15.
Hadits hasan adalah hadits yang hampir sama dengan hadits shohih. tetapi di
antara perawi-perawinya terdapat orang yang memiliki sedikit kakurangan,
seperti yang disebutkan pada no 15.

Hadits hasan sering juga dijadikan alasan untuk suatu hal yang tidak terlalu
berat atau tidak terlalu penting.

15. Sifat-sifat Perawi
Tidak dikenal sebagai pendusta, tidak dituduh sebagai pendusta, tidak banyak
salah, tidak kurang ketelitiannya, tidak fasiq, tidak ragu, tidak ahli bid’ah, kuat
hafalannya, tidak sering menyalahi perawi-perawi yang kuat, dan dikenal,
minimal dikenal oleh dua orang ahli hadits pada Zamannya.

16. Hadits ghorib
Hadits yang sanadnya dari awal hingga akhir hanya diriwayatkan oleh satu
orang hingga tercatat dengan satu sanad dan hadits ini diriwayatkan oleh satu
orang imam hadits, maka dinamakan ghorib atau aneh.

Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang lebih bagi yang menulis Artikel ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar