Rabu, 07 April 2010

KITAB TAUHID

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’ala. Kita memuji, memohan pertolongan dan meminta ampun kepadaNya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wata’ala maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang bisa menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan RasulNya.

kitab TAUHID oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi

mari kita koreksi tauhid kita sudah benarkah tauhid kita...?


Daftar Isi



Sumber : http://adealam.wordpress.com/2010/01/05/kitab-tauhid/

Daftar Istilah dalam Kitab ini

‘Adh-h = ‘Idhah : Sihir, dusta, tindakan mengadu domba, menghasut dan memfitnah.

‘Adhih (ism fa’il) : Tukang sihir.

‘Adwa : Penjangkitan atau penularan penyakit.

‘Ain : Pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya, kena mata.

‘Alaihissalam : Semoga salam sejahtera senantiasa dilimpahkan (Allah) kepadanya.

Allah akbar : Allah Maha besar.

Atsar : ada dua pengertian :

  1. Hadits

  2. Perkataan atau perbuatan yang dinisbatkan kepada sahabat atau tabi’in.


‘Azimah : Lihat ruqyah.

‘Azza wa Jalla : Maha Mulia dan Maha Agung.

Barzakh : Alam ghaib setelah manusia meninggal dunia sampai hari kiamat, atau alam kubur.

Dinar : Nama satuan uang, pada zaman Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam yang terbuat dari emas.

Dirham : Nama satuan uang, pada zaman Rasaulullah Shallallahu’alaihi wasallam yang lebih kecil nilainya daripada dinar, yang terbuat dari perak.

Fai’ : Harta yang diperoleh kaum muslimin dari musuh tanpa melalui peperangan, karena ditinggal lari oleh pemiliknya.

Fa’l : Perasaan optimis, harapan bernasib baik dan sukses.

Ghanimah : Harta yang diambil alih oleh kaum muslimin dari musuh mereka ketika dalam peperangan, rampasan perang.

Ghaul : Hantu (gendruwo), salah satu jenis jin.

Hadits : Tuntunan dan tradisi yang diajarkan Rasalullah Shallallahu’alaihi wasallam melalui sabda, sikap, perbuatan dan persetujuan beliau, sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, sikap, atau persetujuan.

Hamah : Burung hantu.

Hasan : Hadits yang tingkatannya di bawah hadits shoheh, karena daya hafal atau kecermatan dan ketelitian orang yang meriwayatkannya masih kurang, tetapi bila banyak atau ada berbagai jalan dalam meriwayatkannya maka hadits tersebut meningkat menjadi shoheh.

Ibadah : Penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan mentaati segala perintahNya, dan menjauhi segala laranganNya, sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah, disertai dengan penuh rasa kerendahan hati dan penuh rasa cinta.

Iman : Ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan niat karena Allah, dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah.

Isnad : Silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah.

Istinja’ : Bersuci atau membersihkan diri setelah buang hajat kecil atau besar.

Iyafah : Meramal nasib baik dengan menerbangkan burung, apabila terbang ke arah kanan berarti ada alamat baik. Sedang bedanya dengan thiyarah adalah kalau thiyarah itu meramal nasib buruk, atau merasa bernasib sial dengan melihat burung, hewan atau lainnya.

Jahiliyah : Kebodohan, yaitu suatu zaman yang ciri utamanya ialah mengagungkan selain Allah dengan disembah, dipuja, dipatuhi dan ditaati. Ciri lainnya kebobrokan mental dan kerusakan akhlak, seperti zaman sebelum Islam.

Ja’iz : Mubah, tidak dilarang dan tidak pula dianjurkan.

Jayyid : Suatu tingkatan sanad di atas hasan.

Jibt : Sihir, sebutan yang bisa digunakan untuk sihir, tukang sihir, tukang ramal, dukun, berhala dan yang sejenisnya.

Jizyah : Semacam pajak yang dipungut dari orang-orang non muslim yang mampu lagi dewasa, sebagai ganti daripada zakat yang dipungut dari orang-orang Islam, atas segala perlindungan dan ketentraman yang diberikan oleh kaum muslimin.

Al Khalil : Kekasih mulia, tingkatannya lebih tinggi daripada habib (kekasih).

Khamilah : Pakaian yang berbulu atau berbeludru, pakaian tersebut terbuat dari wool.

Khamisah : Pakaian yang terbuat dari dari wool atau sutera dengan sulaman yang indah lagi menarik.

Kunyah (baca : kun-yah) : Nama panggilan untuk kehormatan, seperti : Abu al–Abbas, Abu Abdillah, Abu Ahmad, dll. Biasanya diambil dari nama anak yang pertama.

Makruh : Sesuatu yang apabila dikerjakan kurang baik, tetapi apabila ditinggalkan akan mendapat pahala.

Marfu’ : Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah, sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam baik itu berupa ucapan, perbuatan, sikap atau persetujuan, meskipun yang menisbatkan itu seorang sahabat atau tabi’in.

Mauquf : Sesuatu yang dinisbatkan kepada seorang sahabat, baik itu berupa ucapan, perbuatan atau persetujuan, perkataan yang diucapkan seorang sahabat atau perbuatan yang dilakukannya atau persetujuannya terhadap apa yang dilakukan seorang tabi’in.

Mufti : Orang yang memberikan fatwa atau petunjuk atas suatu masalah.

Nadzar : Ungkapan seseorang dengan ucapan bahwa ia akan melakukan sesuatu untuk Alloh jika tercapainya sesuatu baginya

Nau’ : Bintang, arti asalnya : tenggelamnya atau terbitnya suatu bintang.

Nusyrah : Tindakan untuk menyembuhkan atau mengobati orang yang terkena sihir dengan mantera atau jampi.

Qadha = qadar : Ketetapan ilahi, artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini diketahui, dicatat, dikehendaki dan diciptakan oleh Allah.

Qunut : Membaca doa dalam shalat, dilakukan sebelum ruku’ atau sesudahnya pada rakaat terakhir, terutama pada waktu nazilah (dalam keadaan ada bahaya).

Radhiyallahu ‘anhu; ‘anha; ‘anhuma : Semoga Allah senantiasa melimpahkan keridhaan kepadanya (laki-laki, wanita, mereka berdua).

Risywah : Sogokan, uang semir, uang pelicin.

Riya’ : Melakukan suatu amal dengan cara tertentu supaya diperhatikan orang lain dan dipujinya, contohnya : seseorang melakukan shalat, lalu memperindah shalatnya ketika dia mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya.

Ruqyah : Usaha penyembuhan suatu penyakit dengan pembacaan ayat-ayat Al Qur’an, doa-doa, atau mantera-mantera.

Sakrat al maut : Rasa pedih dan sakit yang dirasakan seseorang ketika dicabut nyawanya, sekarat.

Sanad : Lihat Isnad.

Shafar : Bulan kedua dalam tahun hijriyah, yaitu bulan sesudah bulan bulan muharram.

Shahih : Hadits yang diriwayatkan secara bersinambung oleh orang-orang yang terpercaya (prilaku, daya hafal dan kecermatannya) mulai dari awal sanad sampai yang terakhir, bebas dari suatu keganjilan atau sebab yang menjadikan hadits tersebut lemah.

Shallallahu ‘alaihi wasallam : Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam sejahtera kepada beliau.

Subhanahu wa ta’ala : Maha suci Allah dan Maha tinggi.

Subhanallah : Maha suci Allah.

Syahadat : persaksian dengan hati dan lisan bahwa “Tiada sembahan yang hak selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”, dengan mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi tuntunannya, baik zhahir maupun batin.

Syafaat : Perantaraan, yaitu perantaraan yang akan dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam kepada Allah, dan hal itu dengan seizinNya, untuk meringankan beban umat manusia ketika di padang mahsyar (pada hari kiamat) dan inilah yang dinamakan syafaat al kubra (terbesar) atau disebut juga al Maqam al mahmud, untuk memasukkan ke dalam surga bagi mereka yang berhak mendapatkan surga, untuk tidak memasukkan ke neraka bagi ahli tauhid dari umatnya yang berdosa yang semestinya masuk neraka, untuk mengeluarkan dari neraka orang orang ahli tauhid yang berdosa yang sudah masuk neraka, untuk menambahkan pahala dan meningkatkan derajat bagi orang-orang penghuni surga, dan perantaraan kepada Allah untuk meringankan siksa bagi sebagian orang kafir dan ini khusus untuk paman beliau Abu Thalib.

Ta’ala : Maha Tinggi.

Ta’awwudz : Meminta perlindungan kepada Allah engan mengucapkan A’udzu billah min …” (aku berlindung kepada Allah dari …)

Tahmid : Memuji Allah ta’ala dengan mengucapkan “Alhamdulillah” (segala puji hanya milik Allah).

Tahrif : Menyelewengkan suatu nash dari Al Qur’an atau Hadits dengan merubah lafazhnya atau membelokkan maknanya dari makna yang sebenarnya.

Takbir : Mengagungkan Allah dengan mengatakan “Allah Akbar” (Allah Maha besar).

Takyif : Mempertanyakan bagaimana sifat Allah itu, atau menentukan bahwa hakekat sifat Allah itu begini atau begitu.

Tamimah : Sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan dari rasa dengki seseorang, dsb. Dan termasuk dalam hal ini apa yang dinamakan dengan haikal.

Tamtsil : Menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhlukNya.

Tathayyur : Berfirasat buruk, merasa bernasib sial, atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lain, atau apa saja.

Ta’thil : Mengingkari seluruh atau sebagian sifat-sifat Allah. Sedang perbedaannya dengan tahrif, bahwa ta’thil tidak mengakui makna sebenarnya yang terkandung oleh suatu nash dari Al Qur’an atau Al Hadits. Adapun tahrif ialah merobah lafadznya atau memberikan tafsiran yang menyimpang dari makna sebenarnya yang dikandung oleh nash tersebut. Lihat tahrif.

Ta’wil : Ada tiga pengertian :

  1. hakekat atau kenyataan yang sebenarnya dari sesuatu perkataan atau berita. Seperti kata kata ta’wil yang tersebut dalam Al Qur’an 7 : 3, 53 : 7, 39 : 10, dan sebagainya.

  2. penafsiran, seperti kata kata para ahli tafsir : “ta’wil dari firman Allah …”, artinya : penafsiran dari firman Allah

  3. penyimpangan suatu kata dari makna yang sebenarnya ke makna yang lain. Dan inilah yang dimaksud dengan ta’wil yang sering disebutkan dalam pembahasan teologis.


Tiwalah : Guna-guna, sesuatu yang dibuat untuk supaya suami mencintai isterinya atau sebaliknya.

Thaghut : Setiap sesuatu yang diagungkan selain Allah dengan disembah, atau ditaati, atau dipatuhi, baik yang diagungkan itu batu, manusia, atau syetan.

Tharq : Meramal dengan membuat garis di atas tanah. Caranya antara lain, seperti yang dilakukan orang-orang Jahiliyah, yaitu : dengan membuat garis-garis yang banyak secara acak (sembarangan), lalu dihapus dua-dua, apabila yang tersisa dua garis itu tandanya akan sukses atau bernasib baik, tetapi apabila tinggal satu garis saja itu tandanya akan gagal atau bernasib sial.

Ulama : Ilmuwan, secara khusus : orang ahli dalam bidang agama Islam.

Umara’ : Pemimpin, penguasa.

Wada’ah : Sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang, menurut anggapan orang-orang Jahiliyah bisa digunakan sebagai penangkal penyakit.

Hukum wanita dan lelaki memakai seluar

Subjek: masalah memakai seluar jeans
Pesan: apakah hukum kaum adam dan hawa memakai seluar jeans?????
Maka jawabnya tidak kisahlah seluar jeans atau apa2 pun, sekiranya seluar itu ketat sehingga apabila kaum wanita memakainya maka dapat kelihatan bentuk punggungnya sehinggalah bentuk peha dan sebagainya maka hukumnya haram.Tetapi jika kaum wanita memakai seluar yang hanya ketat di bahagian punggungnya sahaja maka tidak haram dengan syarat dia mestilah memakai baju yang labuh sehingga menutup bahagian punggungnya itu. Baju yang dipakai itu hendaklah labuh sehingga sama bawah dengan bentuk punggungnya itu atau sebaiknya lebih bawah dari bentuk punggungnya itu.
Kaum lelaki pula yang memakai seluar ketat sehingga menampakkan bentuk punggungnya hukumnya adalah makruh.Tidak sama aurat lelaki dan wanita.Tetapi jika menampakkan bentuk alat sulitnya seperti yang berlaku pada seluar2 lumba basikal yang begitu ketat maka tidak sunyi hukumnya dari haram.
***Sebenarnya sebelum2 ini, hmm..dah terlalu lama dah sebenarnya, ada muslimah yang bertanya ana tentang hukum muslimah memakai seluar, masa tu ana tidak dapat jawab dengan baik kerna masa tu ana tidak berapa jelas lagi dengan masalah ni, maka jawabnya tidak haram muslimah memakai seluar jika dipatuhi syarat2nya.Jika dia atau sesiapalah yang masih keliru maka boleh reply mesej ana ni.
Wallahu'alam.

Ciri Ciri Munafik Sejati


1.Dusta

Hadith Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad Jayid: Yaitu SESEORANG YANG BERDUSTA AGAR ORANG ORANG TERTAWA."
Di dalam kitab Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), Rasulullah SAW bersabda: "Tanda orang munafik ada 3, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta."

2. Khianat

sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila berjanji, dia berkhianat." Barangsiapa memberikan janji kepada seseorang, atau kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau kepada seseorang dengan mudah kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab uzur syar'i maka telah hinggap pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.

3. Fujur dalam pertikaian

sabda Rasulullah SAW:
"Dan apabila bertengkar (bertikai), dia melampau"

4. Ingkar Janji

sabda Rasulullah SAW:
"Tanda orang munafik ada 3: jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat." (HR. Bukhari Muslim)


5. Malas Beribadah

Firman Allah SWT:
"...Dan apabila mereka berdiri untuk solat, mereka BERDIRI DENGAN MALAS..."
(An-Nisa': 142)
Jika orang munafik pergi ke masjid/surau, dia menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu rantai. Oleh kerana itu, ketika sampai di dalam masjid/surau dia memilih duduk di shaf yang paling akhir. Dia tidak mengetahui apa yang dibaca imam dalam solat, apalagi untuk menyemak dan menghayatinya.

6. Riya'

Di hadapan manusia dia solat dengan khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia mempercepatkan solatnya. apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia tampak zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang diri, dia akan MELANGGAR HAL-HAL YANG DIHARAMKAN Allah SWT.

7. Sedikit Berzikir

Firman Allah SWT:
"...Dan apabila mereka berdiri untuk bersolat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan solat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah SWT kecuali sedikit sekali.
(An-Nisa': 142)

8. Mempercepat Solat

Mereka (orang2 munafik) adalah orang yang mempercepatkan solat tanpa ada rasa khusyuk sedikit pun. Tidak ada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit mengingat Allah SWT di dalamnya. Fikiran dan hatinya tidak menyatu. Dia tidak menghadirkan keagungan, kehebatan, dan kebesaran Allah SWT dalam solatnya.
Hadith Nabi SAW:
"Itulah solat orang munafik...lalu mempercepat empat rakaat (solatnya)"

9. Mencela orang-orang yang Taat dan Soleh

Mereka memperlekehkan orang-orang yang Taat dengan ungkapan yang mengandung cemuhan dan celaan. Oleh kerananya, dalam setiap majlis pertemuan sering kali kita temui orang munafik yang hanya MEMBINCANGKAN SEPAK TERAJANG ORANG2 SOLEH dan orang2 yang konsisten terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. Baginya seakan-akan tidak ada yang lebih penting dan menarik selain memperolok-olok orang2 yang Taat kepada Allah SWT

10. Memperolok-olok Al-Quran, As-Sunnah, dan Rasulullah SAW

Termasuk dalam kategori Istihzaa' (berolok-olok) adalah memperolok-olok hal2 yang disunnah Rasulullah SAW dan amalan-amalan lainnya. Orang yang suka memperolok-olok dengan sengaja hal-hal seperti itu, JATUH KAFIR.
Firman Allah SWT:
"...Katakanlah: 'Apakah dengan Allah SWT, Ayat-Ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman..."
(At-Taubah: 65-66)

11. Bersumpah Palsu

Firman Allah SWT:
"Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai..."
(Al-Munafiqun: 2, Al-Mujadilah: 16)
Jika seseorang menanyakan kepada orang munafik tentang sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan orang munafik semata-mata untuk menutupi kedustaannya. Dia selalu mengumpat dan memfitnah orang lain. Maka jika seseorang itu menegurnya, dia segera mengelak dengan sumpahnya: "Demi Allah, sebenarnya kamu adalah orang yang paling aku sukai. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah sahabatku.

12. Enggan Berinfak

Orang2 munafik memang selalu menghindari hal2 yang menuntut pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka berinfak, bersedekah, dan mendermakan hartanya, mereka lakukan kerana riya' dan sum'ah. Mereka enggan bersedekah, kerana pada hakikatnya, mereka tidak menghendaki pengorbanan harta, apalagi jiwa.

13. Tidak menghiraukan nasib Kaum Muslimin

Mereka selalu menciptakan kelemahan2 dalam barisan muslimin. Inilah yang disebut At Takhdzil. iaitu, sikap meremehkan, menakut-nakuti, dan membiarkan kaum muslimin. Orang munafik berpendapat bahawa orang2 kafir lebih kuat daripada kaum muslimin.

14. Suka menyebarkan Khabar Dusta

Orang munafik senang memperbesar peristiwa/kejadian. Jika ada orang yang tergelincir lisannya secara tidak sengaja, maka datanglah si munafik dan memperbesarkannya dalam majlis2 pertemuan. "Apa kalian tidak mendengar apa yang telah dikatakan si fulan itu?" Lalu, dia pun menirukan kesalahan tersebut. Padahal, dia sendiri mengetahui bahawa orang itu mempunyai banyak kebaikan dan keutamaan, akan tetapi si munafik itu tidak akan mahu mengungkapkannya kepada masyarakat.

15. Mengingkari Takdir

Orang munafik selalu membantah dan tidak redha dengan takdir Allah SWT. Oleh kerananya, apabila ditimpa musibah, dia mengatakan: "Bagaimana ini. Seandainya saya berbuat begini, niscaya akan menjadi begini." Dia pun selalu mengeluh kepada sesama manusia. Sungguh, dia telah MENGKUFURI DAN MENGINGKARI QADHA DAN TAKDIR.

16. Mencaci maki kehormatan orang-orang Soleh

Apabila orang munafik membelakangi orang2 soleh, dia akan mencaci maki, menjelek-jelekkan, mengumpat, dan menjatuhkan kehormatan mereka di majlis-majlis pertemuan.
Firman Allah SWT:
“…mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan…”
(Al-Ahzab: 19)

17. Sering meninggalkan Solat Berjamaah

Apabila seseorang itu segar, kuat, mempunyai waktu luang, dan tidak memiliki uzur say’i, namun tidak mahu mendatangi masjid/surau ketika mendengar panggilan azan, maka saksikanlah dia sebagai orang munafik.

18. Membuat kerosakan di Muka Bumi dengan Dalih Mengadakan Perbaikan

Firman Allah SWT:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi, mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan kebaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerosakan, tetapi mereka tidak sedar.”
(Al-Baqarah: 11-12)

19. Tidak ada kesesuaian antara Zahir dengan Batin

Secara Zahir mereka membenarkan bahawa Nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah, tetapi di dalam hati mereka, Allah telah mendustakan kesaksian mereka. Sesungguhnya, kesaksian yang tampak benar secara Zahir itulah yang menyebabkan MEREKA MASUK KE DALAM NERAKA. Penampilan zahirnya bagus dan mempersona, tetapi di dalam batinnya terselubung niat busuk dan menghancurkan. Di luar dia menampakkan kekhusyukan, sedangkan di dalam hatinya main-main.

20. Takut terhadap Kejadian Apa Pun

Orang2 munafik selalu diliputi rasa takut. Jiwanya selalu bergoncang, keinginannya hanya selalu mendambakan kehidupan yang tenang dan damai tanpa disibukkan oleh persoalan2 hidup apa pun. Dia selalu berharap: “Tinggalkan dan biarkanlah kami dengan keadaan kami ini, semoga Allah memberikan nikmat ini kepada kami. Kami tidak ingin keadaan kami berubah.” Padahal, keadaannya tidaklah lebih baik.

21. Beruzur dengan Dalih Dusta

Firman Allah SWT:
“Di antara mereka ada orang yang berkata: ‘Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.’ Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya NERAKA JAHANNAM itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.”
(At-Taubah: 49)

22. Menyuruh Kemungkaran dan Mencegah Kemakrufan

Mereka (orang munafik) menginginkan agar perbuatan keji tersiar di kalangan orang2 beriman. Mereka menggembar-gemburkan tentang kemerdekaan wanita, persamaan hak, penanggalan hijab/jilbab. Mereka juga berusaha memasyarakatkan nyanyian dan konsert, menyebarkan majalah2 porno (SEMIPORNO) dan narkotik.

23. Bakhil

Orang2 munafik sangat bakhil dalam masalah2 kebajikan. Mereka menggenggam tangan mereka dan tidak mahu bersedekah atau menginfakkan sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan berkecukupan.

24. Lupa kepada Allah SWT

Segala sesuatu selalu mereka ingat, kecuali Allah SWT. Oleh sebab itu, mereka sentiasa ingat kepada keluarganya, anak-anaknya, nyanyian2, berbagai keinginan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi. Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas untuk MENGINGAT (ZIKIR) ALLAH SWT, KECUALI SEBAGAI TIPUAN SEMATA-MATA.

25. Mendustakan janji Allah SWT dan Rasul-Nya

Firman Allah SWT:
“Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: ‘Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami selain tipu daya.”
(Al-Ahzab: 12)

26. Lebih memperhatikan Zahir, mengabaikan Batin

Orang munafik lebih mementingkan zahir dengan mengabaikan yang batin, tidak menegakkan solat, tidak merasa diawasi Allah SWT, dan tidak mengenal zikir… Pada zahirnya, pakaian mereka demikian bagus menarik, tetapi batin mereka kosong, rosak dan lain2.

27. Sombong dalam Berbicara

Orang2 munafik selalu sombong dan angkuh dalam berbicara. Mereka banyak cakap dan suka memfasih-fasihkan ucapan. Setiap kali berbicara, mereka akan selalu mengawalinya dengan bila UNGKAPAN MENAKJUBKAN YANG MEYAKINKAN AGAR TAMPAK SEPERTI ORANG HEBAT, MULIA, BERWAWASAN LUAS, MENGERTI, BERAKAL, DAN BERPENDIDIKAN. Padahal, pada hakikatnya dia tidak memiliki kemampuan apa pun. Sama sekali tidak memiliki ilmu bahkan lagi terserlah kemunafikannnya.

28. Tidak memahami Ad Din

Di antara “KEISTIMEWAAN” orang2 munafik adalah: mereka sama sekali tidak memahami masalah-masalah agama. Dia tahu bagaimana mengenderai kereta dan mengerti perihal mesinnya. Dia juga mengetahui hal2 remeh-temeh dan pengetahuan-pengetahuan yang tidak pernah memberi manfaat kepadanya meski juga tidak mendatangkan mudharat baginya. Akan tetapi, apabila menghadapi untuk berdialog (bertanya tentang persoalan2 Ad Din (Islam)), dia sama sekali tidak boleh menjawab.

29. Bersembunyi dari manusia dan menentang Allah dengan Dosa

Orang munafik menganggap ringan perkara2 terhadap Allah SWT, menentang-Nya dengan melakukan berbagai kemungkaran dan kemaksiatan secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, ketika dia berada di tengah-tengah manusia dia menunjukkan sebaliknya: berpura-pura taat
Firman Allah SWT:
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahsia yang Allah tidak redhai…”
(An-Nisa’: 108)

30. Senang dengan Musibah yang menimpa orang-orang Beriman dan Dengki terhadap Kebahagian mereka

Orang munafik apabila mendengar berita bahwa seorang ulama yang soleh tertimpa suatu musibah, dia pun menyebarluaskan berita duka itu kepada masyarakat sambil menampakkan kesedihannya dan berkata: “Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami telah mendengar bahawa si fulan telah tertimpa musibah begini dan begitu… semoga Allah memberi kesabaran kepada kami dan beliau.” Padahal, di dalam hatinya dia merasa senang dan bangga akan musibah itu.


Semoga bermanfaat......

Source : al-maarif
Shared By Catatan Catatan Islami Pages

:: info halal~

1. APAKAH FUNGSI BAHAGIAN HUB HALAL?

Bahagian Kajian Makanan dan Barangan Gunaan Islam JAKIM telah dipertanggungjawabkan sebagai institusi kerajaan yang mengeluarkan sijil pengesahan halal dan logo halal untuk pihak industri yang terlibat dengan industri pengeluaran makanan, minuman, barangan gunaan, rumah sembelih dan premis makanan. Bahagian ini juga bertanggungjawab menjalankan pemantauan ke atas setiap pemegang sijil pengesahan halal JAKIM agar sentiasa mematuhi piawaian halal yang telah ditetapkan.

2. BAGAIMANAKAH PROSES PERMOHONAN SIJIL PENGESAHAN HALAL?

Untuk mendapatkan pengesahan halal JAKIM, setiap pemohon hendaklah mengisi dan memenuhkan setiap maklumat yang dikehendaki di dalam borang permohonan yang disediakan. Borang permohonan boleh didapati di kaunter Bahagian Kajian Makanan dan Barangan Gunaan Islam JAKIM, Aras 1, Blok D7, Parcel D, Kompleks Pentadbiran Kerajaan Persekutuan Putrajaya atau dengan mengemukakan permohonan secara on-line di lawan web www.halaljakim.gov.my. Bagi permohonan yang telah dproses akan menerima surat kadar caj menyatakan jumlah caj yang perlu dibayar, setelah bayaran dibuat, jadual pemeriksaan ke kilang/premis berkenaan akan diaturkan. Laporan hasil pemeriksaan akan dibuat selepas lawatan pemeriksaan, sekiranya tidak terdapat masalah sewaktu lawatan, kilang/premis tersebut akan disenaraikan untuk dibawa masuk ke dalam Mesyuarat Panel Halal. Keputusan dari Mesyuarat Panel Halal adalah muktamad dan syarikat/kilang/premis yang diluluskan tersebut adalah dibenarkan menggunakan logo halal JAKIM dan disenaraikan sebagai pemegang Sijil Pengesahan Halal JAKIM.

3. BAGAIMANA JAKIM MEMBERI PENGESAHAN HALAL KEPADA PEMOHON PENGESAHAN HALAL ?

Bagi setiap permohonan pengesahan halal JAKIM, borang yang telah diproses dan pembayaran caj yang dikenakan ke atas pemohon telah dibayar, maka kilang/syarikat/premis makanan terbabit akan dijadualkan untuk lawatan pengesahan ( inspection ). Setiap inspection yang akan dibuat tidak akan dimaklumkan kepada pihak kilang/syarikat/premis makanan yang akan diperiksa, pemeriksaan akan dilakukan oleh dua orang pegawai iaitu seorang pegawai teknologi makanan dan seorang pegawai agama. Pegawai teknologi makanan akan melakukan pemeriksaan dari aspek teknologi makanan seperti jenis bahan yang digunakan, aspek kebersihan dan lain-lain manakala pegawai agama akan melakukan pemeriksaan dari aspek agama seperti status halal bahan yang digunakan, sumber daging/ayam mentah diperolehi, kesahihan penyembelihan yang dilakukan dan lain-lain. Setelah inspection dilakukan, kedua-dua pegawai bertugas akan membuat laporan mengenai kilang/syarikat/premis makanan yang telah dilawati untuk dibawa masuk ke dalam Mesyuarat Panel Halal JAKIM. Mesyuarat Panel Halal ini dipengerusikan oleh Pengarah, Bahagian Kajian Makanan dan Barangan Gunaan Islam akan menentukan sama ada sesuatu kilang/syarikat/premis makanan itu boleh diluluskan atau tidak berdasarkan kepada laporan yang dibuat oleh pegawai pemeriksa dan perbincangan di dalam mesyuarat.

4. APAKAH BADAN/INSTITUSI LAIN YANG LAYAK MENGELUARKAN SIJIL PENGESAHAN HALAL DAN LOGO HALAL?

JAKIM dan Jabatan Agama Islam Negeri-negeri (JAIN) adalah dua badan/institusi yang dipertanggungjawabkan secara rasmi bagi mengeluarkan sijil pengesahan halal dan logo halal untuk produk yang dikilangkan di Malaysia, premis makanan dan rumah sembelih. Sebarang logo halal atau sijil pengesahan halal yang dikeluarkan oleh mana-mana pihak swasta adalah tidak diiktiraf oleh kerajaan dan boleh dikenakan tindakan sekiranya didapati melanggar undang-undang.

5. APAKAH PERBEZAAN LOGO HALAL YANG DIKELUARKAN OLEH JAKIM DAN JAIN ?

Logo halal yang dikeluarkan oleh JAKIM adalah berbentuk bulat terdapat perkataan Malaysia dalam huruf rumi dan jawi disekeliling bulatan manakala ditengah bulatan terdapat perkataan halal jawi dan rumi. Bagi logo halal yang dikeluarkan oleh Jab. Agama Islam Negeri, logo yang sama tetapi terdapat perbezaan dibawah perkataan halal tulisan rumi iaitu terdapat kolum bertulis H - diikuti oleh no. pendaftaran mengikut negeri sebagai contoh bagi Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur H -14, bagi logo halal yang dikeluarkan oleh Jab. Agama Islam Selangor ( H-10), bagi logo halal yang dikeluarkan oleh Jab. Agama Islam Johor ( H- 01) dan begitulah seterusnya mengikut no. pendaftaran negeri-negeri.

6. PENGESAHAN HALAL KE ATAS MEDAN SELERA ( FOOD COURT)

Pengesahan halal ke atas Medan Selera pada dasarnya adalah terletak dibawah bidang kuasa Jab. Agama Islam Negeri (JAIN), permohonan boleh dikemukakan secara individu oleh pengusaha gerai ataupun oleh pihak pengurusan medan selera secara berkelompok bergantung kepada syarat dan peraturan yang ditetapkan oleh JAIN. Permohonan hendaklah dikemukakan ke Jabatan Agama islam Negeri yang terbabit, contohnya bagi Medan Selera di KLCC, maka pihak pengurusan Medan Selera KLCC ataupun pengusaha gerai secara individu boleh mengemukakan permohonan pengesahan halal ke Jab. Agama Islam Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur (JAWI), maka dengan itu pemeriksaan pengesahan halal dan pengeluaran sijil halal akan dilakukan oleh JAWI. Begitu juga bagi medan selera yang terletak di Maju Junction, IKEA Damansara, SOGO, Ampang Point dan lain-lain medan selera yang terletak dalam Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur. Bagi medan selera yang terletak dalam negeri Selangor, permohonan pengesahan halal hendaklah dikemukakan ke Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) di Shah Alam, medan selera di Perak hendaklah mengemukakan permohonan ke Jabatan Agama Islam Negeri Perak dan seterusnya bagi negeri-negeri lain . Medan Selera/gerai yang telah mendapat pengesahan halal hendaklah menggunakan logo halal Malaysia yang dikeluarkan oleh Jab. Agama Islam Negeri terbabit yang mengandungi kod negeri yang mengeluarkan sijil pengesahan halal tersebut. Pengusaha gerai di Medan Selera ataupun pihak pengurusan tidak dibenarkan mengguna logo halal Malaysia yang dikeluarkan oleh JAKIM kerana JAKIM memang tidak memberi pengesahan halal kepada medan selera. Sekiranya logo halal Malaysia yang dikeluarkan oleh JAKIM ada digunapakai oleh mana-mana gerai di medan selera, pasukan pemantauan JAKIM akan merampas setiap logo halal yang dipamerkan dan boleh dikenakan tindakan dibawah kesalahan penyalahgunaan logo halal kerana menggunakan logo halal JAKIM tanpa kebenaran. Hanya pengusaha/pihak yang telah mendapat pengesahan halal dari JAKIM sahaja yang boleh menggunakan logo halal JAKIM.

7. PENGGUNAAN ALKOHOL DALAM MINYAK WANGI,KOSMETIK, UBAT-UBATAN DAN MINUMAN RINGAN

Majlis Fatwa Kebangsaan telah memutuskan bahawa penggunaan alkohol di dalam minyak wangi, kosmetik dan ubat-ubatan adalah harus.

~~~

Alkohol yang terhasil secara proses perindustrian di dalam minuman ringan adalah harus dengan syarat kadar alkohol tersebut tidak melebihi 0.01%

Radio As-Sunnah



Pasang radiobox ini di blog anda!